BERKAH News24 - Viral permainan Koin Jagat mendorong tren 'berburu koin' dilakukan sejumlah remaja di Jakarta. Koin yang diburu nantinya bisa ditukarkan dengan rupiah sebagai hadiahnya.
Di Jakarta, sejumlah warga mulai dari usia anak hingga dewasa mencari Koin Jagat di trotoar Jalan HM Saleh Ishak, Jakarta Pusat. Mereka membuka aplikasi Jagat dan mencari titik keberadaan koin. Ada pula warga yang melihat ke bagian dalam pagar mal.
Salah seorang anak, yakni A, datang bersama teman-temannya dari Salemba,
Jakarta Pusat. Dia mengaku belum berhasil mendapatkan Koin Jagat.
Menurutnya, mendapatkan koin ini cukup sulit, namun dia dan teman-temannya akan
terus mencari koin karena ingin mendapatkan hadiahnya.
"Dari Salemba ini, belum dapet, susah, waktu itu dalem rumah orang. Nanti
mau ke Kota Tua, siapa tahu dapet. Lumayan kalau dapet, buat jajan,"
ucapnya kepada wartawan.
Sementara anak lainnya, yakni H, datang dari Jagakarsa, Jakarta Selatan,
bersama teman-temannya. Dia mengaku mengetahui Koin Jagat dari TikTok. Dia juga
mengaku termotivasi karena melihat sejumlah orang berhasil mendapatkan Koin
Jagat.
"Ini dari aplikasi TikTok, di FYP-FYP pada nyari Koin Jagat. Iya udah
pernah lihat ada yang dapet," katanya kepada wartawan.
Tak hanya anak-anak, orang dewasa juga ikut berburu Koin Jagat. Salah satunya
Aji (25), dia dan temannya datang dari Cilincing, Jakarta Utara, untuk memburu
Koin Jagat.
"Iya lagi CFD, terus kan lihat juga udah jam 08.00, nah paling deket tuh
di sini (Mal Grand Indonesia)," kata Aji.
Aji mengaku penasaran akan permainan ini, tetapi ia belum berhasil mendapatkan
Koin Jagat.
"Belum, belum pernah dapet, baru lihat juga di TikTok, cuma ikut-ikutan
aja. Penasaran hadiahnya, kan lumayan tuh minimal Rp 300 ribu, bukan Rp 50
ribu," ucapnya.
Mencari Koin hingga Berjam-jam
Salah seorang warga bernama Tangguh (26) asal Tanah Abang, Jakpus mengaku sudah
lima hari terakhir mencari Koin Jagat. Dia mencari koin sampai ke kawasan SCBD,
Jakarta.
Dari cerita temannya yang pernah dapat hadiah senilai Rp 10 juta yang
didapatkan di GBK, dia makin serius mencari koin. Bahkan dia mengaku pernah
menghabiskan waktu 5 jam untuk mencari koin.
"Nyarinya itu baru 5 hari, tapi lama, kadang 3 jam, 4 jam, 5 jam. Kemarin
(paling lama) di GBK, itu 5 jam, sudah dapat 7 clue, tapi nggak dapet apa-apa,
susah banget," ucapnya kepada wartawan.
Menurutnya, selain penasaran dengan koin dan ingin mendapatkan hadiah, berburu
koin juga mendatangkan manfaat lain yakni menambah teman baru.
Satpol PP Imbau Tak Rusak Fasum
Satpol PP Jakarta turut mengawasi tren viral permainan Koin Jagat yang
banyak diikuti remaja di Jakarta. Kasatpol PP Jakarta Satriadi memastikan
pihaknya menyiapkan langkah antisipasi bersama Dinas Pertamanan
"Kami akan antisipasi kegiatan tersebut dengan Dinas Pertamanan dan
jajaranSatpol PP untuk memberikan himbauan kepada masyarakat tidak merusak
fasilitas umum," kata Satriadi.
Dia akan menyampaikan ke seluruh jajaran untuk memantau dan mengawasi kegiatan
tersebut di sejumlah titik wilayah DKI Jakarta.
Tebet Eco Park Dipasang Pembatas
Dinas Pertamanan dan Hutan (Distamhut) Jakarta juga sudah memantau tren
berburu koin ini. Pihaknya memasang pembatas di Tebet Eco Park, Jakarta
Selatan.
"Sudah (monitor tren berburu koin tersebut)," kata Kepala Dinas
Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta Bayu Meghantara.
Permainan viral ini membuat warga mencari keberadaan koin yang bisa ditukarkan
dengan rupiah. Distamhut Jakarta memasang pembatas mencegah tanaman rusak.
"Kita sudah antisipasi. Silakan bermain tetapi tidak merusak taman.
Seperti di Tebet Eco Park kita sudah antisipasi dengan memasang line,"
jelasnya.
Pengelola GBK Keberatan
Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, menjadi salah satu lokasi 'berburu'
permainan Koin Jagat yang viral di media sosial. Pengelola GBK mengaku
keberatan.
"Kami sangat berkeberatan dengan kejadian pencarian koin dari aplikasi
tersebut di seluruh kawasan GBK karena telah mengakibatkan kerusakan fisik
sarana dan prasarana di dalam kawasan GBK dan kemungkinan munculnya potensi
kerawanan sosial," kata Direktur Umum PPK GBK Hadi Sulistia kepada
wartawan, Minggu (12/1/2025).
Hadi menerangkan pihaknya sudah menghubungi tim 'Jagat Apps'. Dia menyebut
Jagat Koin tidak pernah berkoordinasi atau meminta izin ke pihak GBK terkait
area penerapan lokasi.
"Kami sudah berhasil menghubungi tim Jagat Apps. Satu, Jagat koin tidak
pernah berkoordinasi atau meminta ijin menggunakan kawasan GBK sebagai area
penerapan aplikasi mereka," kata Hadi.
Tim keamanan GBK kini melakukan patroli untuk mencegah kerusakan. Pihak GBK
juga akan memberikan imbauan dan teguran secara persuasif.
Tiang Lampu hingga Taman di GBK Rusak
Gara-gara tren itu, sejumlah fasilitas di GBK rusak. Hadi mengimbau
kegiatan mencari koin Jagat dihentikan agar tidak mengakibatkan kerusakan yang
lebih parah
"Beberapa kerusakan sudah terjadi di GBK antara lain: kerusakan tiang
lampu, paving dibongkar, kerusakan tanaman atau taman," ujar Hadi.
Hadi menyebut tren mencari koin adalah kegiatan kurang produktif.
"(Tren cari koin) mengganggu pengunjung lain yang berkegiatan positif di
GBK, serta mengurangi potensi kerawanan sosial," lanjutnya.
Dia meminta pemilik aplikasi Jagat untuk men-take down koin virtual di seluruh
area GBK. Hadi meminta ke pemilik aplikasi agar kawasan GBK bebas dari koin
virtual. Dia menyebut hal itu untuk menghindari kerusakan di area GBK.
"Kami telah meminta pihak pemilik aplikasi untuk melakukan
tindakan-tindakan antara lain melakukan take down koin virtual di seluruh area
GBK melalui sistem apps mereka," katanya.(sumber : detik)