BERKAH News24 - Menjelang musim panen, petani di Desa Pragak, Kecamatan Parang, Magetan, menghadapi ancaman serius akibat serangan hama wereng, beluk, dan potong leher. Hama-hama ini merusak tanaman padi, menyebabkan bulir padi kosong dan berisiko menimbulkan kerugian jutaan rupiah bagi petani.
Berbagai upaya telah dilakukan, termasuk penyemprotan insektisida, tetapi serangan hama tetap tak terbendung. Petani semakin khawatir karena hasil panen mereka terancam turun drastis.
Senen (55), salah satu petani di Pragak, mengungkapkan bahwa wereng menyerang tanaman padinya secara cepat dan menyebabkan batang padi mengering dalam semalam.
“Wereng cepat sekali menyerang, bahkan dalam waktu semalam padi sudah gosong. Kami sudah menyemprot dengan obat mahal, tapi tidak mempan. Padahal sekitar dua minggu lagi panen,” ujar Senen, Minggu (16/2/2025).
Selain wereng, petani juga menghadapi serangan hama beluk, yang ditandai dengan tangkai padi berwarna putih dan tidak berisi sejak awal pertumbuhannya. Hama ini berasal dari ulat yang bersembunyi di dalam batang padi, sehingga sulit dibasmi dengan insektisida.
“Biasanya ada banyak klaper atau kupu-kupu kecil berwarna putih sebelum hama ini menyerang. Kami sudah mencoba penyemprotan obat, tapi tetap saja masih terserang,” keluhnya.
Tidak hanya wereng dan beluk, petani juga dihadapkan pada hama potong leher. Hama ini menyerang secara tiba-tiba tanpa tanda-tanda sebelumnya, menyebabkan tangkai padi putus dan bulirnya kosong.
“Tiba-tiba padi yang sudah hampir panen putus di bagian lehernya, ada tanda hitam seperti jamur. Akibatnya, tiga perempat panen hilang. Jika tidak segera dipanen, kerugiannya makin besar,” ujar Salim.
Serangan hama ini semakin memperparah kondisi petani yang juga harus menghadapi anjloknya harga gabah saat panen raya. Jika tidak ada langkah penanggulangan yang efektif, dampaknya bisa berlanjut hingga mengancam ketahanan pangan di daerah tersebut.
Petani berharap pemerintah daerah segera turun tangan dengan memberikan solusi nyata, seperti penyuluhan intensif, bantuan pestisida yang lebih efektif, serta strategi mitigasi lainnya agar mereka tidak terus merugi. (sumber : beritajatim)