BERKAH News24 - Budi daya pohon kurma di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, diminati warga karena prospek penjualan yang cukup bagus dan perawatannya sama dengan buah salak maupun kelapa sawit.
Koordinator Kurma Kediri Achmad Sabiqi mengemukakan
pihaknya bersama komunitas di Kurma Kediri berusaha mencoba membudidayakan
tanaman kurma ini. Proses budi daya di Kediri sudah dilakukan lima tahun lalu.
![]() |
Petani kurma di Kabupaten Kediri (Foto : GO News) |
"Di Kediri, kami mulai lima tahun lalu bertani kurma.
Dikembangkan dari bibit kurma yang induknya sudah berbuah di Indonesia,"
katanya di Kediri, Senin.
Ia mengungkapkan tanaman itu punya adaptasi yang cukup
bagus. Kendati di Indonesia iklimnya tropis, tidak seperti di Arab Saudi maupun
Uni Emirat Arab tanaman bisa tumbuh dengan sempurna.
Awalnya budi daya mengambil bibit pohon kurma dari
Thailand, kata dia, namun untuk proses tumbuhnya kurang bagus dan masih
memerlukan adaptasi yang cukup panjang, sehingga mengambil bibit tanaman ini
dari Pasuruan, Gresik, hingga Lamongan.
"Kami kembangkan karena adaptasinya bagus. 4 tahun
enam bulan sudah bisa berbuah dua kali," kata dia.
Dirinya menambahkan ada beragam varietas yang ditanam
pada beberapa anggota komunitas, salah satunya Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu,
Kabupaten Kediri.
Di lokasi kebun ini ada sekitar 66 pohon kurma yang sudah
ditanam. Umurnya juga variatif antara dua tahun enam bulan hingga lebih dari
itu. Beberapa pohon juga sudah produktif, bahkan ada yang hingga berbuah dua
kali. Satu pohon bisa menghasilkan lebih dari 2 kilogram buah kurma.
Ia mengungkapkan ada beragam jenis pohon kurma yang
ditanam di tempat ini, termasuk Lala, Sukari dan beberapa lainnya.
Terkait dengan proses perawatan, Achmad mengatakan memang
harus telaten. Tanaman ini modelnya sama dengan merawat tanaman salak maupun
sawit, sehingga harus sering dipantau.
Terlebih lagi ketika sudah mulai ada bunga, kata dia,
harus bisa membedakan antara bunga jantan dan betina, sehingga harus dikawinkan
agar buah bisa jadi dengan sempurna.
Untuk hama yang banyak menyerang adalah kumbang, penyuka
pucuk tanaman sehingga jika dibiarkan tanaman bisa mati.
"Hamanya Wawung (Kumbang Badak). Kami cegah dengan
pestisida organik dengan daun beracun di sekitar seperti tembakau, gadung.
Dengan itu hama bisa teratasi dan produktif," kata dia.
Ia mengatakan saat ini peminat dari tanaman kurma juga
cukup banyak. Secara anggota di komunitas hingga 3.500 orang yang tersebar di
seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah pohon hingga ribuan batang.
Di Indonesia, kata dia, buah kurma dijual hampir matang
atau yang berwarna kuning. Hal ini berbeda dengan di Arab Saudi atau Uni Emirat
Arab yang banyak dijual matang.
Penyebab utamanya, menurut dia, cuaca yang tidak sama. Di
Indonesia iklim cenderung tropis dan cuaca bisa panas sekitar 38 derajat
Celsius, beda dengan Arab yang panas hingga 40 derajat Celsius, sehingga cocok
dipanen saat mengkal.
Untuk harga buah ini, kata dia, Rp300 ribu per kilogram.
Dengan perawatan yang bagus, tentunya bisa mendapatkan panen yang juga cukup bagus.
"Penjualan lebih banyak daring. Banyak yang pesan,
misalnya mereka yang setelah operasi, trombosit turun, atau yang punya kendala
momongan. Bagus untuk tubuh," katanya..
Pihaknya juga intensif memberikan pendampingan bagi yang
ingin belajar budi daya kurma yakni di pusat edukasi kurma Desa Gondang,
Kecamatan Plosoklaten, yang dikelolanya langsung.
Ia berharap peminat budi daya tanaman ini makin banyak sebab prospek usaha cukup jelas. Penjualan juga cukup bagus, sebab buah ini banyak dicari terutama yang kurma muda, sehingga banyak yang sudah pesan jauh-jauh hari sebelum panen.(antara)