BERKAH News24 - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menggunakan strategi Gemintang yakni Gerakan Eliminasi Stunting Menuju Generasi Emas yang Tangguh sebagai upaya mempercepat penurunan stunting di kota ini.
Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati mengemukakan strategi
Gemintang ini sesuai dengan visi misinya yakni mewujudkan Kota Kediri Mapan,
yakni Maju, Agamis, Produktif, Aman, dan Ngangeni.
"Gemintang ini merupakan Gerakan Eliminasi Stunting
Menuju Generasi Emas yang Tangguh. Terdapat tiga strategi dalam konvergensi,
integrasi, dan keberlanjutan," katanya di Kediri, Kamis.
Vinanda dalam acara Rembug Stunting Kota Kediri tahun
2025 tersebut menjelaskan, konvergensi ini meliputi penguatan kelembagaan,
perubahan perilaku, penyediaan SDM kesehatan, perluasan cakupan layanan, hingga
kemitraan program nonpemerintah.
Kemudian integrasi meliputi kesesuaian penandaan,
perencanaan berbasis data, dan integrasi program, serta keberlanjutan meliputi
monitor evaluasi hingga tindak lanjut hasil kajian.
"Saya ingin percepatan penurunan stunting diarahkan
pada intervensi prioritas. Khususnya pada anak-anak kita pada 1.000 hari
pertama kehidupan. Karena di masa tersebut perkembangan fisik dan kognitif anak
terjadi dengan cepat," kata dia.
Ia menjelaskan, Kota Kediri memiliki visi dan misi Mapan.
Setiap misi tersebut memiliki keterkaitan dengan penanganan stunting.
"Kami juga memiliki program unggulan Sapta Cita yang
sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto," ujar dia.
Wali kota yang populer dipanggil Mbak Vinanda ini
menjelaskan dalam misi Maju salah satu sasarannya adalah menurunnya angka
kemiskinan. Kemiskinan ini menjadi penyebab langsung atau tidak langsung
terhadap stunting.
Kemudian Agamis, sasarannya adalah perilaku atau pola
asuh orang tua. Salah satu penyebab stunting tidak hanya gizi namun juga pola
asuh dari orang tua untuk membiasakan makan dengan menu bergizi seimbang.
Selanjutnya misi Produktif sasarannya yakni meningkatnya
kualitas kesehatan dan kualitas pendidikan. Ketika banyak balita yang stunting,
kata dia, maka misi Produktif ini tidak akan terwujud.
Menurut dia, kualitas kesehatan dan pendidikan ini sangat
penting untuk ditingkatkan dalam penanganan stunting.
Misi Aman, sasarannya meningkatkan kualitas layanan
publik, yang artinya pelayanan publik harus baik apalagi untuk pelayanan
anak-anak agar tidak jatuh ke jurang stunting.
"Terakhir misi Ngangeni,
yang salah satu tujuannya meningkatnya kualitas lingkungan hidup. Lingkungan
yang bersih dan sehat ini juga ada kaitannya dengan stunting," kata dia.
Di Kota Kediri, anak yang mengalami stunting pada Januari
hingga September 2024 tercatat sebanyak 1.978 balita. Selain itu, juga terdapat
laporan 545 balita stunting sembuh, dan 725 balita tidak kembali periksa.
Pada kegiatan ini juga terdapat penandatanganan komitmen
bersama Pemerintah Kota Kediri beserta pemangku kepentingan dalam upaya
percepatan penurunan stunting.
Turut hadir dalam kegiatan itu Wakil Wali Kota Kediri KH
Qowimuddin Thoha, Sekretaris Daerah Kota Kediri Bagus Alit, perwakilan
Forkopimda Kota Kediri, Ketua TP PKK Kediri Faiqoh Aziziah Mohammad Qowimuddin,
kepala OPD terkait, kepala puskesmas, camat, lurah, dan pemangku kebijakan
terkait.(antara)