BERKAH News24 - Tim Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kembali berhasil mengidentifikasi dan mendeskripsikan spesies baru Cecak Jarilengkung (Genus Cyrtodactylus) dari Jawa Timur yang diberi nama Cyrtodactylus pecelmadiun.
Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN Awal Riyanto
mengungkapkan spesies ini ditemukan di lingkungan urban, seperti tanggul
jembatan, tumpukan genteng, dan kebun di permukiman desa.
"Para peneliti ingin mengenalkan ragam kuliner Nusantara melalui dunia
sains, sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya dalam deskripsi Cyrtodactylus papeda dari Pulau Obi
dan Cyrtodactylus tehetehe dari
Kepulauan Derawan," kata Awal.
Secara morfologi, jelas Awal, Cyrtodactylus pecelmadiun memiliki
warna dasar cokelat kehitaman. Cecak berjenis kelamin jantan dewasa memiliki
panjang tubuh (Snout-Vent Length/SVL) hingga 67,2 mm, sementara
betina mencapai 59,0 mm.
Spesies ini, lanjut dia, memiliki 18–20 baris tuberkular dorsal yang tidak
teratur di bagian tengah tubuh, yaitu 26–28 baris tuberkular antara ketiak dan
selangkangan, serta 28–34 baris sisik perut.
Pada individu jantan, terdapat ceruk precloacal dengan 32–37 pori
precloacofemoral, sementara bagian subkaudalnya tidak memiliki sisik lebar.
"Kami mengamati bahwa Cyrtodactylus
pecelmadiun cenderung sebagai spesies generalis dalam hal
habitat. Spesies ini ditemukan tidak lebih dari 40 cm di atas permukaan tanah,
di berbagai lingkungan yang dekat dengan aktivitas manusia," ujarnya.
Adapun secara filogenetik, Cyrtodactylus pecelmadiun berkerabat
dekat dengan C. petani, dengan
jarak genetik 0,1–1,6 persen. Spesies ini menjadi bukti kedua keberadaan
grup darmandvillei di Jawa
setelah Cyrtodactylus petani, yang
jumlahnya melimpah di kawasan Sunda Kecil.
Secara keseluruhan Cyrtodactylus di
Jawa terbagi dalam dua kelompok besar yaitu grup darmandvillei dan marmoratus, yang keduanya merupakan
kompleks spesies. Kondisi ini semakin mendorong eksplorasi lebih lanjut untuk
mengungkap keragaman tersembunyi (hidden diversity) dari Cyrtodactylus di Jawa.
"Penemuan ini semakin mendorong eksplorasi lebih lanjut untuk mengungkap
keragaman tersembunyi (hidden diversity) dari Cyrtodactylus di Jawa,
mengingat masih banyak spesies yang belum teridentifikasi secara
menyeluruh," tutur Awal Riyanto.
Diketahui, Cecak Jarilengkung Jawa (Cyrtodactylus marmoratus) merupakan spesies yang
pertama yang telah dideskripsikan oleh Gray (1831), berdasarkan spesimen yang
dikoleksi Heinrich Kuhl dan Johan Conrad van Hasselt. Saat ini Cecak
Jarilengkung itu tersimpan di Museum Naturalis, Belanda.
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Zootaxa
(https://mapress.com/zt/article/view/zootaxa.5570.1.3) pada edisi 16 Januari
2025 dan menjadi referensi penting dalam studi taksonomi serta konservasi
keanekaragaman hayati di Indonesia.(antara)