BERKAH News24 - Bentrokan antar anggota perguruan silat kembali terjadi di Kabupaten Magetan. Insiden terjadi pada Minggu (20/4/2025) pukul 15.30 WIB di Jalan Raya Magetan–Madiun, tepatnya di Desa Madigondo, Kecamatan Takeran, Magetan, Jawa Timur.
Bentrok membuat suasana mencekam. Sejumlah warga dan pedagang panik. Mereka memilih menutup toko dan menghindari lokasi bentrokan. Lalu lintas di sekitar lokasi macet total, banyak kendaraan memutar arah demi menghindari potensi bahaya.
Ahmad Toifuri, warga Desa Madigondo, menjadi salah satu saksi mata insiden tersebut. Ia mengaku tidak mengetahui penyebab awal kericuhan. Saat melintas, dia mendapati kemacetan panjang dan melihat adanya kericuhan tak jauh dari Kantor Desa Madigondo.
“Ramai-ramai gitu, ada yang lempar batu. Dan barang apa sedapatnya dilempar-lempar begitu. Saya tidak tahu bagaimana kok bisa terjadi begitu. Katanya ini antar perguruan silat. Ada juga tadi yang membawa senjata tajam,” ujarnya.
Diduga kuat bentrokan tersebut melibatkan dua kelompok perguruan silat yang sebelumnya mengikuti kegiatan halal bihalal di Desa Kiringan, Kecamatan Takeran. Situasi kemudian berkembang menjadi kerusuhan jalanan, dengan saling lempar batu dan penggunaan benda tajam.
Rifki Setiawan, penjaga toko di sekitar lokasi, langsung mengambil tindakan cepat dengan menutup tokonya dan mengamankan pelanggan.
“Saya lihat sebentar, ternyata bentroknya cukup parah. Saya tutup toko dan pelanggan saya suruh masuk. Katanya antar perguruan silat begitu,” tuturnya.
Situasi semakin mengkhawatirkan ketika diketahui ada remaja yang hampir menjadi korban kekerasan fisik. Remaja berinisial D, asal Kota Madiun, menceritakan bahwa dirinya sempat diserang dengan senjata tajam saat berada di lokasi.
“Saya sudah kena pukul di dahi. Kemudian, saya kabur ke sawah. Karena ada yang bawa sabit begitu. Udah nyaris kena saya, akhirnya saya kabur,” katanya.
Kapolres Magetan AKBP Erik Bangun Prakasa mengaku menerjunkan 200 personel ditambah BKO dari Brimob Masiun dan Kodim 0804 Magetan.
“Tidak ada korban dari kejadian ini. Kami berupaya membuat situasi kembali kondusif. Kami meminta massa untuk meninggalkan lokasi,” kata Erik. (beritajatim)