BERKAH News24 - Menteri Sosial Saifullah Yusuf menjelaskan bahwa alur pengusulan Presiden ke-2 RI Soeharto menjadi pahlawan nasional dimulai dari masyarakat.
“Masukan dari masyarakat lewat seminar, dan lain
sebagainya. Nah, setelah seminar selesai, ada sejarawannya, ada tokoh-tokoh
setempat, dan juga narasumber lain yang berkaitan dengan salah seorang tokoh
yang diusulkan jadi pahlawan nasional,” ujar Mensos usai menghadiri
halalbihalal Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) di
Jakarta, Minggu (20/4) malam.
Ia lantas mengatakan bila usulan tersebut diterima oleh
bupati/wali kota, maka akan disampaikan kepada gubernur.
“Setelah itu, nanti prosesnya naik ke atas, ke gubernur.
Ada seminar lagi, setelahnya baru ke kami,” katanya.
Selanjutnya, Kementerian Sosial melalui Direktorat
Jenderal Pemberdayaan Sosial akan membuat tim untuk memproses semua usulan nama
pahlawan nasional.
“Timnya juga terdiri dari berbagai pihak. Ada akademisi,
sejarawan, tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat,” jelasnya.
Menurut dia, tim yang dibentuk Ditjen Pemberdayaan Sosial
Kemensos akan membahas semua usulan nama pahlawan dari seluruh gubernur di
Indonesia.
“Nah, setelah itu, nanti kami matangkan. Saya akan
mendiskusikan, dan memfinalisasi. Kami tanda tangani. Langsung kami kirim ke
Dewan Gelar,” ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial
Kemensos Mira Riyati Kurniasih dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Selasa
(18/3), mengungkapkan sudah ada 10 nama yang masuk dalam daftar usulan calon
Pahlawan Nasional 2025.
Beberapa tokoh yang kembali diusulkan, antara lain
Abdurrahman Wahid (Jawa Timur), Soeharto (Jawa Tengah), Bisri Sansuri (Jawa
Timur), Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah), Teuku Abdul Hamid Azwar
(Aceh), dan Abbas Abdul Jamil (Jawa Barat).
Sementara itu, empat nama baru yang diusulkan tahun ini,
yaitu Anak Agung Gede Anom Mudita (Bali), Deman Tende (Sulawesi Barat), Midian
Sirait (Sumatera Utara), dan Yusuf Hasim (Jawa Timur).(*)