BERKAH News24 - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar pameran naskah atau manuskrip kuno karya ulama Nusantara untuk meramaikan peringatan Haul Akbar 100 Tahun Syaikhona Kholil Bangkalan.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam keterangan diterima di Surabaya, Sabtu mengatakan, pameran tersebut menegaskan komitmen pemerintah provinsi dalam melestarikan manuskrip kuno karya ulama Nusantara, khususnya dari Jatim, sebagai bagian dari upaya menjaga warisan intelektual bangsa.
"Haul 100 tahun ini menjadi momen penting untuk melakukan tafakkur dan menelusuri kembali jejak perjuangan Syaikhona Kholil. Melalui pameran ini, kita dapat membaca dan meneladani sejarah keilmuan beliau," ujar Khofifah.
Dalam kesempatan tersebut, turut diluncurkan kitab Ta’limus Shibyan karya Syaikhona Kholil serta digelar seminar memorial satu abad tokoh ulama kharismatik asal Bangkalan tersebut.
Menurut Khofifah, Syaikhona Kholil bukan hanya sosok ulama besar yang membentuk peradaban Islam di Nusantara, tetapi juga meninggalkan warisan keilmuan dalam bentuk manuskrip dan taqrirat bernilai tinggi. "Melalui manuskrip-manuskrip ini, kita menghidupkan kembali semangat keilmuan ulama Nusantara," katanya.
Sejak 2022, Pemprov Jatim melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) telah memulai program pelestarian naskah kuno.
Hingga kini, sebanyak 285 manuskrip telah berhasil dialihmediakan dan dapat diakses publik melalui Portal Web Khas Jatim di laman disperpusip.jatimprov.go.id/khasjatim.
“Tahun ini, kami menargetkan pelestarian 50 manuskrip ulama. Upaya ini mencakup identifikasi, konservasi, restorasi, alih media, pendaftaran hingga pendayagunaan naskah untuk masyarakat,” kata Khofifah.
Ia menambahkan pelestarian naskah tidak hanya dilakukan dari sumber lokal, tetapi juga luar negeri.
“Kami terus mendorong pencarian, pengumpulan, hingga dokumentasi karya-karya ulama yang menjadi bukti kekayaan intelektual bangsa,” tuturnya.
Dalam pameran tersebut, dipamerkan 14 manuskrip utama, sebagian besar ditulis tangan dalam aksara Arab-Pegon. Di antaranya Risalah Fi Fiqh al Ibadat (1308 H), Risalah Isti’dadul Maut (1309 H), Taqrirat Alfiyah Ibnu Malik (1311 H), dan Terjemah Al-Qur’an dalam bahasa Jawa.
“Karya-karya ini dilengkapi narasi kuratorial dan disimpan dalam vitrin kaca agar tetap terjaga keasliannya. Ini adalah bagian dari edukasi dan pengenalan kepada generasi muda di tengah derasnya arus digitalisasi,” ujar Khofifah.
Syaikhona Kholil dikenal sebagai tokoh sentral jaringan ulama Nusantara. Ia lahir di Bangkalan tahun 1835 dan merupakan guru dari para ulama besar, seperti KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama.
Selain dikenal sebagai mursyid tarekat dan ahli tasawuf, ia juga menguasai berbagai disiplin ilmu, termasuk fiqih, ushul fiqih, nahwu, sharaf, hingga ilmu falak. Perjalanannya ke Mekkah selama belasan tahun turut memperkaya khazanah intelektual dan spiritualitasnya.
“Beliau adalah figur pembaharu yang mengintegrasikan tradisi, spiritualitas, dan rasionalitas. Sosok yang menjadi uswatun hasanah dalam pendidikan, sosial, dan keagamaan,” tutur Khofifah.(antara)